Salah satu hal yang paling berguna yang dapat Anda lakukan dengan Arduino adalah mengontrol perangkat bertegangan lebih tinggi (110-220V) seperti kipas, lampu, pemanas, dan peralatan rumah tangga lainnya. Karena Arduino beroperasi pada 5V, Arduino tidak dapat mengontrol perangkat tegangan yang lebih tinggi ini secara langsung, tetapi Anda dapat menggunakan relai 5V untuk mengalihkan arus 110-220V dan menggunakan Arduino untuk mengontrol relai.
Arduino dapat diprogram untuk menyalakan relai ketika terjadi peristiwa tertentu, misalnya ketika suhu termistor lebih tinggi dari 30 ° C. Atau ketika resistansi fotoresistor turun di bawah 400 Ohm. atau bisa juga kontrol langsung menggunakan remote. Hampir semua sensor dapat digunakan untuk memicu relai hidup atau mati. Pemicunya bahkan tidak harus dari sensor. Ini dapat terjadi pada interval waktu yang ditentukan, dapat dipicu dengan menekan sebuah tombol, atau bahkan ketika Anda menerima email.
Pada kesempatan ini ngeutrends akan menggunakan relai SRD-05VDC-SL-C 5V dalam tutorial ini karena sangat populer di kalangan penggemar elektronik Arduino. Mari kita mulai dengan melihat cara kerja relai 5V, lalu saya akan menunjukkan cara menyiapkannya di Arduino dan memberi Anda beberapa kode untuk membuatnya berfungsi.
BAGAIMANA CARA KERJA 5V RELAY
Relai SRD-05VDC-SL-C memiliki tiga terminal tegangan tinggi (NC, C, dan NO) yang terhubung ke perangkat yang ingin Anda kontrol. Sisi lain memiliki tiga pin tegangan rendah (Ground, Vcc, dan Signal) yang terhubung ke Arduino.
NC (Normaly Close) : Biasanya terminal 120-240V dalam keadaan tertutup
NO (Normaly Open) : Biasanya terminal 120-240V dalam keadaan terbuka
C: Terminal umum
Ground: Menghubungkan ke pin ground pada Arduino
5V Vcc: Menghubungkan pin 5V Arduino
Sinyal: Membawa sinyal pemicu dari Arduino yang mengaktifkan relai
Di dalam relai ada sakelar 110-220V yang terhubung ke elektromagnet. Ketika relai menerima sinyal TINGGI di pin sinyal, elektromagnet menjadi terisi dan menggerakkan kontak sakelar terbuka atau tertutup.
TERBUKA SECARA NORMAL VS. DITUTUP SECARA NORMAL
Relai memiliki dua jenis kontak listrik di dalamnya - biasanya terbuka (NO) dan biasanya tertutup (NC). Yang Anda gunakan akan bergantung pada apakah Anda ingin sinyal 5V menghidupkan sakelar atau mematikannya. Arus suplai 110-220V memasuki relai di terminal bersama (C) di kedua konfigurasi. Untuk menggunakan kontak yang biasanya terbuka, gunakan terminal NO. Untuk menggunakan kontak yang biasanya tertutup, gunakan terminal NC.
Normaly Open
Dalam konfigurasi normal terbuka, ketika relai menerima sinyal HIGH, sakelar 110-220V menutup dan memungkinkan arus mengalir dari terminal C ke terminal NO. Sinyal LOW menonaktifkan relai dan menghentikan arus. Jadi, jika Anda ingin sinyal HIGH untuk MENGAKTIFKAN (ON) relai, gunakan terminal yang biasanya terbuka:
Normaly Open
Dalam konfigurasi yang biasanya tertutup (NC) , sinyal HIGH membuka sakelar dan mengganggu arus 110-220V. Sinyal LOW menutup sakelar dan memungkinkan arus mengalir dari terminal C ke terminal NC. Oleh karena itu, jika Anda ingin sinyal HIGH mematikan arus 110-220V, gunakan terminal yang biasanya tertutup:
#include <IRremote.h>
int IR_penerima = 11;
int lampu_1 = 9;
int lampu_2 = 8;
IRrecv irrecv(IR_penerima);
decode_results results;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
irrecv.enableIRIn();
pinMode(lampu_1, OUTPUT);
pinMode(lampu_2, OUTPUT);
}
void loop ()
{
if (irrecv.decode(&results))
{
long int deCode = results.value;
Serial.println(results.value);
switch (results.value)
{
case 16756815: //tombol 3 (ditekan off)
digitalWrite(lampu_1, HIGH);
break;
case 16724175: //tombol 4 (ditekan lampu menyala)
digitalWrite(lampu_1, LOW);
break;
case 16718055: // tombol 5 (ditekan lampu 2 mati)
digitalWrite(lampu_2, HIGH);
break;
case 16743045: //tombol 6 (ditekan lampu 2 menyala)
digitalWrite(lampu_2, LOW);
break;
}
irrecv.resume();
}
delay(100);
}